Contoh Analisis Studi Kelayakan Usaha
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
NAMA SISWA : RIZKI EKA R.
KELAS : XI TKJ B
STUDI KELAYAKAN BISNIS
USAHA KERUPUK IKAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar luas wilayahnya merupakan perairan. Ikan merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak dihasilkan di Indonesia dan merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat. Ikan mudah didapat dengan harga yang relatif murah sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Kandungan protein yang tinggi pada ikan dan kadar lemak yang rendah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Akan tetapi ikan juga merupakan bahan makanan yang cepat mengalami proses pembusukan dikarenakan kadar air yang tinggi, memberikan kesempatan bagi perkembangbiakan bakteri secara cepat. Karena itulah sejak dahulu masyarakat telah berusaha melakukan berbagai cara pengawetan ikan agar dapat dimanfaatkan lebih lama.
Pada dasarnya usaha pengawetan ini adalah untuk mengurangi kasar air yang tinggi di tubuh ikan. pengawetan itu dilakukan melalui proses penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, juga peragian
Di samping itu, Ikan hasil pengolahan dan pengawetan umumnya sangat disukai oleh masyarakat karena produk akhirnya memiliki ciri-ciri khusus yakni perubahan sifat-sifat daging seperti bau (odour), rasa (flavour), bentuk (appearance) dan tekstur.
Salah satu makanan hasil olahan dari ikan adalah Kerupuk Ikan. Produk makanan kering dengan bahan baku ikan dicampur dengan tepung tapioka ini sangat digemari masyaraka. Makanan ini menjadi kegemaran masyarakat dikarenakan rasanya yang enak, gurih dan ringan Selain rasa yang enak tersebut, kerupuk ikan juga memiliki kandungan zat-zat kimia yang dtperlukan oleh tubuh manusia Bahkan untuk jenis makanan khas tertentu selalu dilengkapi dengan kerupuk.
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
A. Profil Usaha
Usaha kerupuk ikan dapat dilakukan oleh industri besar-menengah bahkan industri kecil rumah tangga karena proses pembuatannya yang sangat mudah. Jenis usaha kerupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu usaha kerupuk dengan bahan baku tepung tapioka dan ikan/udang dan usaha kerupuk dengan bahan baku utama tepung saja (baik tepung tapioka,
B. Pola Pembiayaan
Pinjaman dari bank dapat berupa kredit investasi maupun kredit modal kerja. Dari survey yang telah ada, pengusaha kerupuk ikan yang merupakan industri keeil memperotieh kredit dari PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk (selanjutnya disebut Bank BRI). Kebanyakan dari usaha kerupuk ikan yang memperoleh kredit ini merupakan usaha perorangan
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
A. ASPEK PASAR
2.1 Permintaan
Tabel. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata perKapita untuk Kerupuk
Wilayah
|
Banyaknya (ons)
|
Nilai (Rp.)
|
Perkotaan (Urban)
|
0.193
|
154
|
Pedesaan (Rural)
|
0.147
|
99
|
Perkotaan + Pedesaan
|
0.166
|
122
|
Tabel Konsumsi Kerupuk Rata-rata per Kapita Menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
Golongan Pengeluaran (Rp.)
|
Konsumsi (Ons)
|
Kurang dari 40.000
|
-
|
40.000-59.999
|
0.075
|
60.000-79.999
|
0.087
|
80.000-99.999
|
0.085
|
100.000-149.999
|
0.128
|
150.000-199.999
|
0.140
|
200.000-299.99
|
0.196
|
300.000-499.999
|
0.250
|
500.000 dan lebih
|
0.305
|
Rata-rata konsumsi per Kapita
|
0.166
|
2.2 Penawaran
Kerupuk ikan dapat diproduksi sehari-hari dan tidak tergantung pada musim. Hanya saja kemungkinan terjadi penurunan pasokan kerupuk pada musim hujan karena produksinya menurun. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, hambatan proses pengeringan pada musim hujan dapat teratasi sehingga pada musim hujan proses produksi masih bisa dilakukan meskipun tidak sebanyak pada musim kemarau. Selain itu pasokan ikan yang bisa diperoleh tiap hari dapat menjamin keberlangsungan usaha sekaligus pasokan kerupuk.
2.3 Analisis Persaingan dan Peluang Besar
Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha pembuatan kerupuk relatif banyak dan jenis kerupuk yang sangat bervariasi. Peluang pasar untuk produk kerupuk ini dapat diperoleh dengan menghasilkan produk inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan warna ataupun bentuk yang lebih menarik. Berbagai jenis kerupuk yang ada di pasaran membuat konsumen semakin mempunyai banyak pilihan
B. Aspek Pemasaran .
1.1 Harga
Harga rata-rata kerupuk ikan kualitas medium di tingkat produsen pada tahun 2004 di 5idoarjo mencapai Rp.30.000,- sampai Rp.32.500,- per bal isi I) kg kerupuk siap goreng atau Rp.6.000,- sampai Rp.6.500,- tiap kg. Harga kelrupuk ikan ini cukup fluktuatif. Perubahan harga tersebut bervariasi tetapi biasanya masih berada pada kisaran 10%. Kenaikan harga terjadi pada saat inilah produksi menurun yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku dan penurunan produksi terutama pada musim penghujan.
Tabel Jenis Krupuk dan Harganya di Banjarmasin
Jenis Kerupuk
|
Harga per kg
|
Kerupuk Ikan
|
6.000,-
|
Kerupuk Udang
|
8.000,-
|
Kerupuk Puli
|
3.000,-
|
Kerupuk Kasandra
|
2.900,-
|
Kerupuk Impala
|
3.000,-
|
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
A.Fasilitas Produksi
1.1 Bangunan untuk proses Produksi
Luas lahan yang digunakan tergantung pada jenis dan banyaknya fasilitas yang dimiliki atau dengan kata lain skala usaha yang dimiliki, Hal ini memudahkan untuk proses pemindahan barang dari masing-masing tahap.
1.2 Lahan Penjemuran
Tanah yang digunakan untuk penjemuran disemen agar kerupuk basah yang dijemur tidak kotor oleh tanah. Di pinggir-pinggir lahan penjemuran diberi atap untuk penyimpanan sementara kerupuk yang belum kering pada waktu malam hari atau saat hujan.
B.Peralatan
Adapun alat-alat sederhana yang digunakan untuk pembuatan kerupuk ikan yaitu:
1. Baskom
2. Dandang
3. Alat penghancur bumbu (cobek)
4. Pisau
5. Tampah (Nyiru)
6. Kompor
7. Loyang
8. Sendok
Adapun peralatan modern yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk ikan antara lain:
1. Alat Penghancur Ikan
2. Alat Pelembut Bahan
3. Bak Pencampur Bahan
4. Pencetak
5. Alat Pengukus
6. Mesin Pemotong
7. Oven
C. Bahan Baku
Bumbu juga digunakan dalam pembuatan kerupuk ikan untuk mennmbal1 rasa lezat dan gurih. Adapun bumbu-bumbu yang digunakan adalah garam, gula dan penyedap rasa. Zat pewarna sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk memberikan warna agar lebih menarik.
D. Teknologi
1.1 Teknologi Tradisional
Peralatan yang digunakan pada teknologi ini mudah diperoleh sebab merupakan peralatan yang sering dipakai dalam rumah tangga pada umumnya. Penggunaan peralatan sederhana ini sangat mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan dan mutu. Kapasitas produksi dengan alat sederhana ini sangat keeil dengan mutu yang kurang baik.
1.2 Teknologi Menengah
Pada pembuatan kerupuk dengan teknologi menengah menggunakan peralatan yang terdiri dari mesin-mesin dengan kapasitas yang relatif masih rendah.
1.3 Teknologi Modern
Pembuatan dengan teknologi modern menggunakan peralatan seperti mesin cetak otomatis yang menghasilkan bentuk yang lebih variatif, mesin pemotong yang lebih cepat dan penggunaan oven. dengan teknologi ini akan menghemat jumlah tenaga kerja yang digunakan yang akan menurunkan biaya operasional.
E. Kendala Produksi
Kesulitan yang sering dijumpai dalam usaha ini adalah ketika terjadi kelangkaan bahan baku ikan dan penurunan produksi pada saat musim hujan.
Di pihak lain pengusaha tidak dapat menaikkan harga sesuai dengan kenaikan harga bahan bakunya karena tidak dapat mempengaruhi harga kerupuk ikan di pasar. Hal inilah yang menyebabkan pengusaha mengurangi jumlah produksinya.
Kendala produksi di atas biasanya diantisipasi oleh pengusaha dengan memproduksi dalam jumlah yang besar pada musim kemarau untuk stok musim hujan, karena pada musim hujan terjadi kenaikan harga kerupuk yang diakibatkan oleh jumlah permintaan yang tidak bisa dipenuhi oleh produsen seperti hari-hari biasanya.
ASPEK KEUANGAN
A. Parameter Untuk Analisis Keuangan
No
|
Asumsi
|
Satuan
|
Jurnlah/
|
Keterangan
|
Nilai
| ||||
1.
|
Periode proyek
|
tahun
|
5
|
Periode 5 tahun
|
2.
|
Luas tanah
|
m2
|
2.000
| |
- Luas baangunan
|
m2
|
500
| ||
- Luas tanah penjemuran
|
m2
|
1.500
| ||
3.
|
Sarana Transportasi
|
unit
|
1
|
Mobil box
|
4.
|
Hari kerja selamal tahun
| |||
- tenaga kerja tetap
|
hari
|
285
| ||
- tenaga borongan
|
hari
|
200
| ||
5
|
Produksi dan Harga
| |||
Produksi per hari
|
kg
|
620
|
2 adonan per hari.
| |
produksi 310 kg
| ||||
kerupuk
| ||||
Harga kerupuk ikan
|
kg
|
6.000
| ||
6.
|
Penggunaan tenaga Kerja
| |||
Tenaga Manajerial
|
orang
|
2
| ||
- Tenaga kerja tetap
|
orang
|
14
| ||
Tenaga kerja borongan
|
orang
|
4
| ||
7.
|
Upah tenaga kerja
| |||
Tenaga Manajerial
|
Rp/hr
|
36.000
| ||
Tenaga kerja tetap
|
Rp/hr
|
18.000
| ||
Tenaga kerja borongan
|
Rp/hr
|
22.000
| ||
8.
|
Penggunaan bahan baku
|
untuk satu kali adonan
| ||
Tepung tapioka
|
kg
|
300
| ||
Ikan
|
kg
|
50
| ||
Garam
|
kg
|
10
| ||
Gula
|
kg
|
12,5
| ||
Telur
|
kg
|
10
| ||
Penyedap
|
kg
|
2
| ||
Pewarna
|
kg
|
0,25
| ||
9.
|
Discount Factor/suku bunga
|
%
|
17%
|
B. Biaya Investasi dan Operasional
1.1 Biaya Investasi
Tabel Biaya investasi
No
|
Jenis Biaya
|
Nilai
|
Penyusutan
|
1
|
Perizinan
|
600.000
|
0
|
2
|
Sewa Tanah dan Bangunan
|
150.000.000
|
0
|
3
|
Mesin/Peralatan Produksi
|
107.030.000
|
43.994.750
|
4
|
Peralatan lain
|
1.709.000
|
221.800
|
5
|
Mobil box
|
40.000.000
|
4.000.000
|
Jumlah Biaya Investasi
|
299.399.000
|
48.216.550
|
1.2 Biaya Operasional
No
|
Jenis Biaya
|
Nilai (Rp.)
|
1
|
Bahan Baku
|
520.125.000
|
2
|
Bahan Pembantu
|
16.200.000
|
3
|
Peralatan Operasional
|
11.700.000
|
4
|
Biava transportasi
|
14.400.000
|
5
|
Biaya Ustrik
|
7.200.000
|
6
|
Biaya telepon
|
1.800.000
|
7
|
Tenaga Kerja
|
109.940.000
|
8
|
Biaya Pemeliharaan
|
29.933.900
|
Jumlah Biaya Operasional Per Tahun
|
711.298.900
|
C. Proyek Produksi dan Pendapatan Kotor
Tabel Produksi dan Pendapatan Kotor per Tahun
No
|
Uraian
|
Satuan
|
Jumlah
|
Harga
|
Nilai (Rp.)
|
Satuan
| |||||
1
|
Produksiper tahun
|
Kg
|
176.700
| ||
2
|
Penjualan per tahun
|
Kg
|
176.700
|
6.000
|
1.060.200.000
|
3
|
Penjualan sak per tahun
|
Sak
|
3.420
|
400
|
1.368.000
|
4
|
Pendapatan kotor
|
1.061.568.000
|
D. Analisis Sensitivitas
No
|
Kriteria Kelayakan
|
Penerimaan Turun
| ||||
2,5%
|
3%
| |||||
1
|
Net B/C ratio pada DF 17%
|
137
|
1,32
| |||
2
|
NPV pada DF 17% (Rp)
|
I
|
138.501.442
|
121.519.824
| ||
3
|
IRR
|
%)
|
3594
|
3376
| ||
4
|
PBP
|
usaha)
|
4 tahun 9 bulan
|
6 tahun
| ||
5
|
PSP
|
kredit)
|
3 tahun 9 bulan
|
4 tahun 5 bulan
|
ASPEK EKONOMI-SOSIAL DAN LINGKUNGAN
A.Aspek Ekonomi dan Sosial
Usaha pembuatan kerupuk ikan mempunyai dampak yang positif baik bagi pengusaha maupun penduduk wilayah setempat. Bagi pengusaha dampak ekonomis dari usaha ini adalah peningkatan pendapatan. Selain itu usaha ini memberi dampak positif melalui penyerapan tenaga kerja Dengan menciptakan pekerjaan yang dapat menyerap pekerja dari wilayah sekitar usaha, secara tidak langsung usaha ini telah membantu mengurangi jumlah pengangguran khususnya di daerah tersebut.
B. Aspek Dampak Lingkungan
Aspek dampak lingkungan berkaitan dengan dampak limbah yang dlhasilkan dari usaha ini adalah tidak menghasilkan Iimbah yang membahayakan bagi manusia maupun lingkungan tempat tinggalnya. Hasil limbah sebagian besar merupakan air kotor sisa pembersihan. Biasanya air ini dibuang melalui saluran air dan dapat langsung meresap ke tanah. Air limbah ini tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan organisme tanah, dan tanaman.
* K E S I M P U L A N *
1. Dari segi teknis, usaha kerupuk ikan sangat mudah dan cepat diadopsi oleh masyarakat karena prosesnya sangat sederhana.
2. Permintaan kerupuk ikan relatif tinggi dengan konsumen dari berbagai lapisan masyarakat.
3. Harga kerupuk ikan pada tahun 2009 di tingkat produsen berkisar antara Rp.6.000,- sampai Rp.6.500,- per kg. Sedangkan harga di tingkat konsumen akhir mencapai Rp.9.000,- sampai Rp.10.000,- per kg. Harga ini sering mengalami fluktuasi dengan kisaran 10%.
4. Usaha dalam analisis ini menggunakan kredit (investasi dan modal kerja) sebesar Rp.261.948.798. dengan jangka waktu kredit investasi 5 tahun dan kredit modal kerja 1 tahun dan bunga 17% (menurun) per tahun.
5. Berdasarkan analisis kelayakan finansial terhadap usaha kerupuk ikan, pada tingkat discount rate 17%, net SIC ratio sebesar 1,60 NPV sebesar Rp.223.409.530,- dan nilai IRR 46,37%. Dari analisis PSP, proyek ini mampu mengembalikan modal investasinya dalam waktu 3 tahun 11 bulan. Pay back period untuk kredit selama 2 tahun 6 bulan.
6. Dengan mengacu pada jangka waktu pengembalian investasinya, dari analisis sensitivitas terhadap perubahan penerimaan dengan asumsi biaya operasional dan investasi konstan, menunjukkan bahwa proyek ini sensitif pada penurunan penerimaan sebesar 3% sehingga proyek ini tidak layak diusahakan.
Link Sumber : http://buabuazone88.blogspot.co.id/2010/01/studi-kelayakan-usaha-kerupuk-ikan-di.html